Course Content
Semangat Menuntut Ilmu
sebagai orang yang berilmu kamu wajib menunjukan semangat mencari ilmu. dengan cara membuat jadwal harian sebagai acua
0/4
Keteraturan Alam Sebagai Bukti Kekuasaan Allah SWT
Keteraturan Alam Sebagai Bukti Kekuasaan Allah SWT
0/4
Pendidikan Al-Qur’an Hadits Kelas 7
About Lesson

2. Ayat Al-Qur’an tentang balasan manusia yang tidak beriman

a. Teks Q.S. al-Fajr/89: 1-30

1) Teks dengan tanda baca

2) Teks tanpa tanda baca

3) Teks hadits tentang balasan bagi orang yang tidak beriman

b. Arti Q.S. al-fajr/89: 1-30

1) Arti per ayat

2) Arti keseluruhan Q.S.al-Fajr/89: 1-30

1. Demi fajar

2. Demi malam yang sepuluh

3. Demi yang genap dan yang ganjil

4. Demi malam apabila berlalu

5. Adakah yang demikian itu terdapat sumpah (yang dapat diterima) bagi orang-orang yang berakal?

6. Tidakkah engkau (Muhammad) memerhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat kepada kaum ‘Ad?

7. (Yaitu) penduduk Iram (ibu kota kaum ‘Ad) yang mempunyai bangunan tinggi

8. Yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu, di negeri-negeri lain

9. Dan terhadap kaum Tsamud yang memotong batu- batu besar di lembah

10. Dan (terhadap) Fir’aun yang memiliki pasak-pasak (bangunan yang besar)

11. Yang berbuat sewenang-wenang di dalam negeri

12. Lalu mereka banyak berbuat kerusakan dalam negeri itu

13. Karena itu Tuhanmu menimpakan cemeti adzab kepada mereka
[10.47, 10/7/2024] Sella Satunya: 14. Sungguh, Tuhanmu benar-benar mengawasi

15. Maka adapun manusia, apabila Tuhan mengujinya lalu memuliakannya dan memberinya kesenangan, maka dia berkata, “Tuhanku telah memuliakanku”

16. Namun apabila Tuhan mengujinya lalu membatasi rezekinya, maka dia berkata, “Tuhanku telah menghinaku”

17. Sekali-kali tidak! Bahkan kamu tidak memuliakan anak yatim

18. Dan kamu tidak saling mengajak memberi makan orang miskin

19. Sedangkan kamu memakan harta warisan dengan cara mencampuradukkan (yang halal dan yang haram)

20. Dan kamu mencintai harta dengan cinta yang berlebih- lebihan

21. Sekali-kali tidak! Apabila bumi digoncangkan berturut- turut (berbenturan)

22. Dan datanglah Tuhanmu; dan malaikat berbaris-baris

23. Dan pada hari itu diperlihatkan neraka jahannam; pada hari itu sadarlah manusia, tetapi tidak berguna lagi kesadaran itu

24. Dan berkata, “alangkah baiknya sekiranya dahulu aku mengerjakan (kebajikan) untuk diriku

25. Maka pada hari itu tidak ada yang mengadzab seperti adzabnya (yang adil)

26. Maka pada hari itu tidak ada seorangpun yang mengikat seperti ikatanNya.

27. Wahai jiwa yang tenang!

28. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha dan diridhaiNya

29. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hambaku

30. Dan masuklah ke dalam surgaku

3) Arti hadits

Dari Anas bin Malik ra., Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak berbuat zhalim terhadap satu kesungguhang mukmin, (Allah) memberikan balasannya di dunia dan juga di akhirat. Adapun orang kafir hanya diberikan kenikmatan atas (balasan) kebaikan yang telah dilakukan secara ikhlas di dunia, sehingga ketika di akhirat tidak ada lagi balasan kebaikan yang diberikan kepadanya” (HR. Muslim)

c. Hukum Tajwid

1) Idgham bilaghunnah.

Pada bab II, kamu telah belajar bighunnah. Sekarang saatnya kamu belajar ilmu tajwid tentang bilaghunnah. Secara bahasa idzgham adalah melebur, sedangkan bilaghunnah berarti dengan tidak mendengung.

Dengan demikian hukum bacaan bilaghunnah adalah apabila ada nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf bilaghunnah maka dileburkan dengan tidak mendengung. Huruf bighunnah ada 2, yaitu:

رول

Contoh: 

رِزْقاً لَكُمْ, قَسَمٌ لِذِي حِجْرٍ

2) Iqlab.

Iqlab menurut bahasa membalik. Menurut istilah, iqlab adalah jika terdapat nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf iqlab dibaca membalik mim Huruf iqlab yaitu:

ba………

Contoh: 

يَوْمَئِذٍ بِجَهَنَّمَ

d. Makna Q.S. al-Fajr/89: 1-30 dan hadits terkait balasan orang yang tidak beriman

1) Intisari Q.S. al-Fajr:/89: 1-30

Kata al-fajr berarti waktu fajar. Secara garis besar surat ini membahas ancaman kepada kaum musyrikin. Allah Swt. mengawali surat ini dengan bersumpah atas nama fajar, yaitu waktu pertanda shalat subuh tiba dan berakhirnya waktu malam. Biasanya waktu fajar ditandai dengan munculnya warna perak di langit sebelah timur (kira-kira pukul 04.00). Kita dianjurkan untuk membiasakan diri bangun lebih awal agar melaksanakan shalat fajar, sebagaimana sabda Rasulullah saw, “Barangsiapa melaksanakan shalat fajar dua rakaat sebelum shalat subuh maka yang menjadikan itu lebih baik dari dunia seisinya”.

Ayat yang kedua menjelaskan hanya Allah yang mengetahui malam yang sepuluh itu. Beberapa ulama menafsirkan bahwa malam yang sepuluh adalah 10 malam di bulan Dzulhijah, malam 10 Muharram atau malam sepuluh terakhir di bulan Ramadhan. Akan tetapi, semua itu hanyalah pendapat ulama, yang pasti bahwa ayat ini bersifat umum dan mencakup semua malam.

Selanjutnya, digambarkan bahwa demi langit yang genap dan yang ganjil ini dimaknakan sebagai shalat. Shalat adalah sarana berdialog dengan Allah Swt. yang rakaatnya berbeda- beda. Ada yang genap dan ada yang ganjil, seperti shalat isya 4 rakaat dan shalat maghrib 3 rakaat. Sesuatu yang diciptakan Allah itu berpasang-pasangan. Sedangkan yang ganjil adalah Allah karena tidak berpasangan, tetapi tunggal dan berdiri sendiri.

Dalam ayat lima sampai tigabelas menceritakan tentang kaum-kaum yang berbuat kerusakan. Sumpah-sumpah Allah atas nama fajar, malam sepuluh serta yang genap dan yang ganjil merupakan ayat-ayat yang harus diperhatikan oleh manusia. Di samping itu, diwajibkan untuk mengambil hikmah-

hikmahnya sebab setiap hal jika kita mau merenungkan, pasti ada pelajaran yang kita ambil. Allah menceritakan kisah kaum ‘Ad (kaum Nabi Nuh as) kepada Nabi Muhammad saw, agar beliau mengambil hikmah dari keingkaran mereka, selanjutnya diharapkan umat Islam dapat mengambil pelajaran dari kisah tersebut. Lalu siapakah kaum ‘Ad itu? Kaum ‘Ad adalah penduduk yang bertempat tinggal di daerah Iram. Mereka adalah kaum Badui (Arab Pedalaman) yang hidup di tenda-tenda yang berpindah pindah. Mereka adalah suku bangsa yang kuat dan keras serta merupakan kabilah yang paling tua di zamannya. Mereka memiliki bangunan dengan tiang-tiang yang tinggi. Bangunan- bangunan yang mereka dirikan sangat megah dan tinggi yang tidak dijumpai di daerah-daerah lain. Ketinggiannya mencapai 183 meter. Hal ini menggambarkan bahwa mereka memang suku bangsa yang sangat maju.

[10.51, 10/7/2024] Sella Satunya: Selanjutnya, ayat ini menggambarkan kisah Kaum Tsamud yang bertempat tinggal di antara Madinah dan Syam. Mereka mampu memotong batu-batu besar yang digunakan untuk membangun gedung-gedung yang megah. Mereka juga membangun benteng-benteng dan gua-gua di gunung- gunung sebagai tempat pertahanan dari serangan musuh.

Kisah selanjutnya adalah kisah raja Fir’aun. la adalah pemimpin negeri Mesir yang sangat kuat. la membangun piramida-piramida yang menancap ke bumi. Piramida ini adalah bangunan-bangunan persegi berbentuk limas yang terbuat dari batu-batu yang tertata dan kukuh sebagai simbol kekuatan negeri saat itu. Di dalamnya tersimpan mumi raja Mesir kuno.

Kaum ‘Ad adalah kaum yang kuat, kaum Tsamud adalah kaum yang maju dan Fir’aun adalah pemimpin yang sangat berpengaruh. Akan tetapi, mereka senang berbuat kedzaliman
[10.51, 10/7/2024] Sella Satunya: dan tidak mau mengikuti kebenaran. Kedzaliman mereka sudah melampaui batas dalam kesewenang-wenangan. Akibatnya, kerusakan dan kehancuran ada di mana-mana. Di samping itu, kekuatan yang mereka miliki bukan untuk melindungi orang- orang yang lemah, melainkan untuk menindas fakir miskin dan orang-orang yang lemah. Bahkan, mereka membuat keonatan di mana-mana. Semua itu dikarenakan sikap sombong mereka yang menganggap mereka yang paling hebat. Akibat dari perbuatan mereka yang suka berbuat dzalim dan kerusakan, Allah Swt. menimpakan siksaan kepada mereka. Mereka akan dicambuk dengan cemeti azab yang sudah disiapkan oleh Allah Swt. Itulah akibatnya jika tidak memerhatikan perintah dan ajaran Allah yang disampaikan Rasulullah saw.

Selanjutnya, dijelaskan pula sebenarnya Allah Swt. mengetahui apa yang dilakukan oleh manusia. Tidak ada seorang pun yang dapat sembunyi dari penglihatan Allah. Setiap perbuatan baik, Allah mengetahuinya, begitu juga dengan setiap perbuatan jahat, Allah juga melihatnya. Lalu bagaimana dengan sikap manusia?. Manusia sering merasa sombong. Jika Allah memberinya nikmat berupa harta dan kesenangan dunia, mereka menjadi takabur dan menganggap bahwa dirinya adalah orang yang dimuliakan oleh Allah Swt. Padahal harta yang banyak adalah nikmat Allah yang harus disyukuri. Selain itu, jika tidak berhati-hati dalam mengatur harta yang banyak, bisa menjadi ujian dan musibah. Harta bisa membuat seseorang menjadi mukmin, tetapi harta juga bisa membuat seseorang menjadi kafir. Hal itu bergantung pada bagaimana mereka mengatur harta tersebut.

Akan tetapi sebaliknya jika Allah menguji mereka dengan memberi harta yang sedikit, mereka mengatakan bahwa Allah tidak sayang dan telah menghinakannya. Padahal, ujian yang diberikan Allah tersebut seharusnya dihadapi dengan sikap yang sabar dan berserah diri kepada Allah. Bahkan, banyak fakta yang membuktikan bahwa orang-orang yang saleh, justru hidup dalam kesempitan dan kesederhanaan. Sikap mereka terhadap ujian yang diberikan Allah dengan menyedikitkan harta adalah cenderung menghina Allah. Bahkan, mereka tidak

mau memperhatikan orang-orang yang ada di sekitarnya. Apalagi kepada anak yatim, mereka tidak bahkan menyia-nyiakannya, baik ketika harta mereka banyak atau sedikit. Hati mereka tetap tidak terbuka melihat anak yatim yang terlantar. Selain itu, mereka tidak mau memperhatikan fakir miskin. Padahal, jika kita perhatikan, mereka sangat membutuhkan bantuan kita. Ayat ini menggambarkan bahwa meskipun harta mereka berlimpah ruah, mereka tetap tidak mau membantu fakir miskin.

Mereka tidak hanya saja memakan harta anak yatim, tetapi mereka juga memakan harta warisan. Harta warisan adalah harta peninggalan orang yang sudah meninggal untuk dibagikan kepada anggota keluarga yang berhak menerimanya. Jadi, jika mereka memakan harta yang bukan haknya, berarti mereka telah mengambil hak orang lain. Akibatnya, kelak di akhirat mereka akan mendapat siksa yang pedih. Kecintaaan mereka terhadap harta yang berlebihan hanya akan membawa pada kerugian. Sebab, orang yang terlalu cinta kepada harta akan membuatnya kikir sehingga ia akan dijauhi oleh saudara atau teman-temannya. Bahkan, dengan kecintaanya tersebut dapat membawa dirinya melanggar aturan-aturan yang berlaku. Oleh karena itu, Rasulullah saw mengingatkan, “Cintailah sesuatu secara wajar-wajar saja sebab yang kita cintai hari ini bisa jadi yang paling kita benci hari esok”.

Ayat selanjutnya, Allah Swt. memperingatkan kita agar

tidak berbuat kejahatan karena jika hari kiamat tiba dan bumi diguncangkan dengan guncangan yang dahsyat, tidak ada yang bisa menyelamatkan manusia. Akibatnya, orang-orang yang lalai dan berbuat maksiat, saat itu benar-benar akan menyesal. Pada hari kiamat, semua manusia dikumpulkan para malaikat bershaf-shaf membentuk barisan menunggu perintah. Suasana sangat menakutkan dan saat itu Allah Swt. datang meminta pertanggungjawaban amal manusia selama di dunia. Allah datang sesuai dengan keagungan-Nya dan kesucian-Nya.

Pada saat itu, Allah Swt. akan memperlihatkan kengerian siksa neraka jahannam kepada orang-orang yang ingkar kepada Allah Swt. Melihat kengerian neraka jahanam itu, mereka

sangat menyesal dan menyadari keingkarannya. Lalu mereka ingin bertaubat dan memohon ampun kepada Allah Swt., tetapi semua itu sudah tidak berguna. Akhirnya, orang-orang kafir menyesali akan hidupnya di dunia. Mereka sangat sedih atas kejahatan yang telah mereka lakukan sambil terus menangis dan berkata, “Seandainya aku dahulu di dunia berbuat baik dan taat kepada Allah, tentulah saat ini aku tidak akan merasakan penyesalan dan kengerian azab neraka”.

Pada hari itu, tidak ada balasan yang lebih adil dari balasan Allah Swt. Orang-orang kafir dibalas dengan siksa neraka karena selama di dunia mereka selalu ingkar dan tidak beriman kepada Allah Swt. Padahal, siksa Allah Swt. sangat berat, sebanding dengan perbuatan mereka di dunia yang tidak menghiraukan perintah Allah Swt. Jadi, apa pun yang kita lakukan di dunia, akan mendapat balasan yang setimpal atau sesuai dengan perbuatan kita tersebut. Apakah kita ingin mendapat siksa dari Allah Swt.? tentu tidak bukan? Pada hari itu mereka akan mendapatkan hasil yang mereka tanam di dunia, berupa siksaan di akhirat. Sangat mengerikan siksa Allah Swt. di akhirat, tidak ada yang menyiksa sebagaimana siksaan-Nya dan tidak ada yang mampu mengikat orang-orang kafir dengan ikatan yang kuat melebihi ikatan Allah Swt. Di sisi lain, Allah memanggil orang-orang yang beriman

pada hari kiamat dengan panggilan penuh dengan kasih sayang. Panggilan itu sepadan dengan sikap mereka ketika hidup di dunia yang selalu berdzikir dan mengingat Allah Swt. Mereka akan menikmati kasih sayang dengan rela serta puas menerima ganjaran dari Allah Swt. Orang-orang yang beriman dipersilahkan memasuki golongan hamba-hamba Allah. Lalu siapakah yang termasuk di dalamnya? Mereka adalah para nabi dan orang-orang saleh. Sungguh bahagianya jika kita bisa masuk ke dalam golongan tersebut. Karena golongan tersebut akan memasuki surga yang penuh kenikmatan, dan surga yang disediakan oleh Allah Swt. untuk orang-orang yang berbuat kebaikan selama hidup di dunia. Itulah kebahagiaan yang hakiki.

e. Keterkaitan antara Q.S. al-Fajr/89 dengan kehidupan sehari-hari

Sebagian manusia yang hidup di dunia ini mempunyai sifat negatif yaitu tidak pandai bersyukur dengan harta yang telah dimiliki. Mereka justru mengingkari nikmat Allah Swt. yang telah dilimpahkan kepada mereka. Sifat bakhil, kikir, terlalu cinta kepada harta, suka mengumpulkan harta benda sebanyak-banyaknya untuk kepentingan pribadi. Di kehidupan kita pula terdapat contoh orang-orang yang cinta dunia, berlaku sombong, tidak mau diatur, seenaknya sendiri dan masih banyak lagi perilaku orang yang tidak sesuai dengan ajaran Rasulullah saw.

Sisi lain orang yang tidak beriman adalah orang yang beriman kepada Allah Swt. Orang yang beriman akan diberikan surga oleh Allah Swt. kelak di hari akhir, sedang bagi orang yang tidak beriman Allah Swt. telah menyediakan baginya neraka jahannam.

 

Scroll to Top