2. ayat alqur’an tentang keteraturan alam semesta
a. teks Q.S. as-Syams/91
1) Teks dengan tanda baca
2) Teks tanpa tanda baca
3) Teks hadits terkait keteraturan alam semesta
b. Arti Q.S. as-Syams/91
1) Arti perkata
2) Arti keseluruhan Q.S. as-Syams/91
1. demi matahari dan cahayanya di pagi hari,
2. dan bulan apabila mengiringinya,
3. dan siang apabila menampakkannya, 4. dan malam apabila menutupinya,
5. dan langit serta pembinaannya,
6. dan bumi serta penghamparannya,
7. dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya),
8. maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.
9. sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu,
10. dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.
11. (kaum) Tsamud telah mendustakan (rasulnya) karena mereka melampaui batas,
12. ketika bangkit orang yang paling celaka di antara mereka,
13. lalu Rasul Allah (Saleh) berkata kepada mereka: (Biarkanlah) unta betina Allah dan minumannya.
14. lalu mereka mendustakannya dan menyembelih unta itu, Maka Tuhan mereka membinasakan mereka disebabkan dosa mereka, lalu Allah menyama-ratakan mereka (dengan tanah),
15. dan Allah tidak takut terhadap akibat tindakan-Nya itu
3) Arti hadits
“sayangilah yang ada di bumi, niscaya semua yang ada di langit menyayangi kalian”.
C. Hukum Tajwid
Idgham bighunnah. Menurut bahasa Idgham artinya meleburkan. Ghunnah artinya mendengung. Menurut istilah hukum bacaan Idgham bighunnah artinya jika terdapat nun sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf Idgham bighunnah, huruf nun mati dileburkan dengan dengung. Huruf Idgham bighunnah ada 4, yaitu:
ي, من, و
Contoh:
مَنْ يَقُوْلُ عَامِلَةٌ نَاصِبَةٌ مِنْ وَرَاءِ أَجَلٍ مُسَمًّى
d. Makna Q.S. as-Syams/91 dan hadits terkait keteraturan alam semesta
1) Intisari Q.S. as-Syams/91
Sudah puluhan tahun kita nikmati alam ini, sudah berapa ribu kali kita menyaksikan matahari terbit di sebelah Timur, terbenam di sebelah Barat. Tetapi tidak banyak di antara kita yang menyadari hal tersebut sebagai suatu teladan yang tak ternilai harganya. Yaitu prinsip keteraturan, keteraturan alam semesta. Bayangkan jika alam semesta ini keluar dari keteraturan tersebut, maka hancurlah dunia ini. Allah Swt. yang telah menjaga keteraturan bumi ini tetap pada kuasaNya.
Dalam Q.S. as-Syams/91: 1-10 menjelaskan bahwa surat ini diawali dengan sumpah-sumpah Allah Swt. dengan menyebut fenomena-fenomena alam agar manusia mau merenungkan keagungan flya. Allah Swt. mengawali dengan bersumpah atas hama matahari karena matahari adalah sumber kehidupan. Hal ini dikarenakan jika tidak ada matahari maka dunia akan menjadi gelap. Dengan sinar paginya dapat menyehatkan
badan karena kehangatannya. Kaitannya dengan fenomena alam lain adalah jika matahari tenggelam, malam pun datang. Kemudian suasana malam yang gelap menjadi indah karena datangnya sinar bulan apalagi jika bulan purnama. Dengan kata lain, bulan selalu mengiringi matahari dan inilah syarat alamiah al-Qur’an. Dalam ayat ini ada disebut waktu Dhuha, yaitu sejak matahari mulai berangsur panas, sampai matahari di pertengahan langit. Waktu itu disebut waktu Dhuha. Syaikh Muhammad Abduh dalam Tafsir Juz ‘Ammanya mengatakan bahwa matahari dijadikan persumpahan oleh Tuhan agar kita perhatikan terbitnya dan terbenamnya, karena dia adalah makhluk Tuhan yang besar dan dahsyat. Dan Tuhan ambil pula cahaya siangnya jadi persumpahan karena cahaya itulah sumber kehidupan dan penerang mencari petunjuk dalam alam ciptaan Tuhan yang luas ini. Di mana engkau akan dapat hidup kalau cahaya matahari tak menerangi? Dan di mana engkau akan dapat melihat sesuatu yang tumbuh dan berkembang? Bahkan di mana engkau dapat mengetahui dirimu sendiri, kalau
tak ada cahaya Sang Surya? Malam berlalu dan berganti menjadi siang. Dengan suasana yang terang manusia dapat melakukan segala aktivitas, baik bekerja, belajar maupun bermain.
Yang dimaksud bulan mengikuti matahari ini ialah di saat-saat bulan mencapai purnamanya, sejak 13 hari bulan sampai 16 hari bulan. Waktu itulah bulan penuh sebagaimana adanya kelihatan dari muka bumi, sehingga malam pun mendapat sinaran dari bulan sepenuhnya sejak matahari terbenam sampai fajar menyingsing. Oleh sebab itu persumpahan Ilahi tertuju di sini bukan semata kepada bulannya, tetapi terutama lagi kepada perbandingan cahayanya dengan cahaya matahari. Bukanlah maksud ayat ini bahwa bulan sendirilah yang mengikuti matahari, sebab sebagaimana tersebut di dalam Surat 36, Yaa-Siin ayat 40 perjalanan bulan itu jauh lebih cepat dari perjalanan matahari, sehingga “Tidaklah selayaknya matahari menukar bulan”, sebab perjalanan matahari itu lebih lambat (365 hari edaran satu tahun) dan bulan lebih cepat (354 hari dalam setahun).
Jika siang berlalu dan berganti menjadi malam, hal itu akan berlangsung terus-menerus. Dengan demikian, suasana malam yang gelap dapat digunakan oleh manusia untuk beristirahat dan untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah Swt. Artinya, apabila hari telah bertambah siang, bertambah nampak jelaslah matahari itu, bahkan adanya matahari yang jelas itulah yang menyebabkan adanya siang. Karena di waktu itulah matahari yang memancarkan cahaya itu menjadi lebih jelas. Sehingga jelaslah dalam ayat ini betapa pentingnya cahaya itu bagi seluruh alam dalam kekeluargaan matahari, terutama di muka bumi kita ini. Perhatian kita dihadapan cahaya itu bertambah lagi karena ayat yang berikutnya.
lanjutannya dirangkum………………………..
[10.31, 10/7/2024] Sella Satunya: 2) Intisari hadits terkait keteraturan alam
Pada hadits di atas nabi Muhammad saw. mengajarkan kepada umat Islam untuk selalu menjaga keteraturan alam ini Bentuk dari menjaga alam sangat beraneka ragam. Mulai dari menjaga kebersihan, menjaga ekosistem di hutan, mengurangi polusi, serta melakukan berbagai konservasi tumbuhan.
lusi, serta melalusia ikut menjaga keseimbangan alam raya ini, maka Allah Swt. juga akan menyayangi manusia. Akibat dari menjaga kelestarian alam maka menambah panjang lagi kesehatan di lingkungan kita. Namun apabila sebaliknya, manusia yang suka merusak keseimbangan alam, maka yang terjadi adalah berbagai macam bencana menimpa manusia, binatang dan lain-lain.
Bahaya manusia yang merusak keseimbangan alam, hanya dilakukan oleh segelintir orang, tetapi dampaknya dapat membinasakan seluruh makhluk hidup yang lain. Kamu sebagai pelajar Muhammadiyah hendaklah menjadi pelopor untuk kelestarian lingkungan.
e. Keterkaitan antara Q.S. as-Syams/91 dengan kehidupan sehari-hari
1) Jika sudah tahu bagaimana proses kehidupan ini berlangsung, alangkah lebih baiknya kita membiasakan diri untuk selalu menjaga lingkungan. Fasilitas di dunia yang dinikmati hari ini sungguh berlimpah. Allah Swt. tidak pernah menghitung sudah seberapa banyak fasilitas bumi yang Dia berikan kepada makhlukNya. Maka mulailah untuk mencintai lingkungan dan semua yang sudah disediakan oleh Allah Swt.
2) Bagaimana seharusnya kita menjaga lingkungan? Lingkungan hidup adalah sebagai alam sekitar dengan segala isi yang terkandung di dalamnya merupakan ciptaan dan anugerah dari Allah Swt. yang harus diolah/ dimakmurkan dan dipelihara, serta tidak boleh dirusak.
3) Setiap muslim, khususnya warga Muhammadiyah berhak melakukan konservasi sumber daya alam dan ekosistemnya. Sehingga terpelihara ekologi yang menjadi penyangga kelangsungan hidup, terpeliharanya keanekaragaman sumber
[10.31, 10/7/2024] Sella Satunya: genetik dan berbagai tipe ekosistemnya dan terkendali cara- cara pengelolaan sumber daya alam. Dengan demikian dapat terpelihara kelangsungan dan kelestariannya demi keselamatan, kebahagiaan, kesejahteraan, dan kelangsungan hidup manusia dan keseimbangan sistem kehidupan di alam raya.
4) Setiap muslim khususnya warga Muhammadiyah, dilarang melakukan usaha-usaha dan tindakan-tindakan yang menyebabkan kerusakan lingkungan alam, termasuk kehidupan hayati seperti binatang, pepohonan, maupun lingkungan fisik dan biotik dan sebagainya yang menyebabkan hilangnya keseimbangan ekosistem dan timbulnya bencana dalam kehidupan.
Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis, kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, Adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? QS. al-Mulk/67: 3)
5) Memasyarakatkan dan mempraktikkan budaya bersih, sehat, dan indah lingkungan disertai kebersihan fisik dan jasmani yang menunjukkan keimanan dan keshalihan.
6) Melakukan tindakan-tindakan amar ma’ruf nahi munkar dalam menghadapi kedzaliman, keserakahan, dan rekayasa serta kebijakan-kebijakan yang mengarah, mempengaruhi, dan menyebabkan kerusakan lingkungan dan eksploitasinya sumber-sumber daya alam yang menimbulkan kehancuran, kerusakan dan ketidakadilan dalam kehidupan.
7) Melakukan kerja sama-kerja sama dan aksi-aksi praksis dengan berbagai pihak baik perseorangan, maupun kolektif untuk terpeliharanya keseimbangan, kelestarian, dan keselamatan lingkungan hidup sebagai wujud dari sikap pengabdian dan kekhalifahan dalam mengemban misi kehidupan di muka bumi ini untuk keselamatan hidup di dunia dan akhirat