1. Suci Hati dengan Ikhlas
Dasar dari pembentukan pribadi seorang muslim dalam berperilaku adalah ikhlas. Lalu tahukah kamu apa pengertian ikhla Ikhlas adalah memurnikan amal dari campuran-carpianikhlas? duniawi, sedikit atau banyak semata-mata dengan ran sifat Allah Swt. Secara istilah yang dimaksud mendekatkan diri kepada Alla dengan ikhlas adalah beramal semata-mata hanya mengharap ridha Allah Swt. Dengan bahasa sederhana ikhlas bisa diartikan dengan berbuat tanpa pamrih dan semata-mata hanya mengharap ridha Allah Swt.
Keikhlasan tidak ditentukan oleh ada atau tidaknya materi imbalan, namun ditentukan oleh tiga faktor di antaranya adalah:
a. Niat yang ikhlas, maksudnya adalah apa yang dilakukan oleh seorang muslim harus berdasarkan niat mencari ridha Allah Swt, bukan berdasar motivasi lain. Faktor niat memang sangat menentukan diterima atau tidaknya suatu amalan. Jika landasan amalan hanya kepada Allah Swt., maka akan diterima. Akan tetapi jika amalan tidak karena Allah Swt. maka amalan tersebut akan sia-sia.
b. Beramal dengan sebaik-baiknya (itqan al’amal), maksudnya adalah niat yang ikhlas harus diikuti dengan amal yang sebaik- baiknya. Seseorang yang mengaku ikhlas melakukan sesuatu harus membuktikannya dengan melakukan perbuatan sebaik- baiknya. Kualitas amal tidak ada kaitannya dengan imbalan materi.
C. Pemanfataan hasil usaha dengan tepat (jaudah al-ada’), maksudnya adalah ikhlas yang menyangkut dengan maksudnyan hasil yang diperoleh, mida tahapuntut ilmu pemanfaatan ng muslim berhasil melalui dua tahap ikhlas, yakni Sete ikhlas karena Allah Swt. dan belajar dengan rajin, tekni dan disiplin maka setelah itu kita berhasil mendapatkan imun dandisi, kemudian bagaimana cara kita memanfaatkan ilmu dengan baik.
Menurut Syeikh Muhammad Shalih Al-Munajjad, beliau membagi ikhlas menjadi:
a. Ikhlas dalam bertauhid, yakni mengaku dengan ikhlas bahwa tidak ada Tuhan selain Allah Swt. yang patut kita sembah.
b. Ikhlas ketika bersujud, yakni adalah ketika kita melaksanakan shalat haruslah benar-benar khusyu’ dan niat ikhlas karena kecintaan kepada Allah Swt.
C. Ikhlas ketika berpuasa. Puasa dapat menjadi perisai atau penjaga bagi yang melakukannya, sehingga diharuskan puasa hanya karena Allah Swt.
d. Ikhlas dalam menjalankan shalat malam.
e. Ikhlas dalam meninggalkan perbuatan kharam, mencintai
karena Allah dan bersedekah.
f. Ikhlas ketika keluar rumah menuju masjid.
g. Ikhlas ketika mencari kesyahidan.
h. Ikhlas ketika mengiringi jenazah, sesuai dengan hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud: “jika kalian shalat untuk mayat, berdoalah dengan ikhlas untuknya”
i. Ikhlas ketika bertaubat. Setiap muslim pasti pernah berbuat salah, dan Allah Swt. lah yang menyediakan maaf dan tidak akan pernah habis. Tetapi manusia juga harus menyadari dengan sungguh-sungguh kesalahan yang dia lakukan dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi dengan ikhlas, maka Allah Swt. akan mengampuninya.
Seorang muslim yang ikhlas yakin benar bahwa apa yang diniatkan dengan baik selalu berujung dengan baik pula. Seorang muslim yang ikhlas sadar bahwa manusia hanya memiliki kewajiban menyempurnakan niat dan menyempurnakan ikhtiar. Urusan diterima atau tidaknya amalan itu semuanya urusan Allah Swt.
Cara menjaga keikhlasan
a. Melakukan amalan sunnah yang bersifat rahasia tanpa sepengatahuan orang lain. Misalnya kalau kita melakukan puasa sunnah jangan sampai ada yang tahu, kecuali bila dalam keadaan terpaksa.
b. Melakukan amalan sunnah yang bersifat terbuka secara terang- terangan. Misalnya di sekolah melakukan shalat dhuha secara berjamaah tidak perlu melakukan secara sembunyi-sembunyi.
C. Bagi orang yang merasa kuat dengan pujian dan celaan orang lain, boleh menampakkan amalannya. Namun bila merasa tidak mampu, sebaiknya merahasikannya karena ada sebagian orang yang apabila dipuji langsung berbangga hati.
Hikmah Perbuatan Ikhlas
a. Semakin mendekatkan diri kepada Allah Swt.
b. Tenang dalam menghadapi masalah, tidak mudah terpengaruh dengan pujian maupun celaan orang lain sehingga dapat fokus terhadap tujuan akhirat.
C. Semakin bersemangat dalam melakukan kebaikan kepada Allah Swt.
d. Menjadi bijaksana dalam tindakan dan perkataan.
e. Dicintai Allah Swt. dan selalu mendapatkan pertolongan Allah Swt.