Pendidikan Al-Qur’an Hadits Kelas 8
About Lesson

Al-Qur’an dapat dipelajari dengan cara membiasakan membaca tartil, mempelajari artinya, dan memahami kandungannya. Ayat berikut ini berisi pesan-pesan mulia terkait dengan kepedulian sosial.

1) Teks Q.S. adh-Dhuha/93

a) Teks Q.S. adh-Dhuha/93 dengan tanda baca

وَالضُّحَى (۱) وَالَّيْلِ إِذَا سَجَى (٢) مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلَى (۳) وَلَلاً خِرَةُ خَيْرٌ لَّكَ مِنَ الْأَوْلَى (٤) وَلَسَوْفَ يُعْطِيكَ رَبُّكَ فَتَرْضَى (٥) أَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيمًا فَأَوَى (٦) وَوَجَدَكَ ضَالاً فَهَدَى(۷) وَوَجَدَكَ عَائِلاً فَاغْنَى (۸) فَأَمَّا الْيَتِيمَ فَلَا تَقْهَرْ (۹السَّائِلَ فَلَا تَنْهَرْ (١٠) وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ (۱۱) 

b) Teks Q.S. adh-Dhuha/93 tanpa tanda baca

والضحى (۱) واليل اذا سجى (٢) ما ودعك ربك وما قلى (۳) وللأ خرة خير لك من الاولى (٤) ولسوف يعطيك ربك فترضى (٥) الم يجدك يتيما فاوى (٦) ووجدك ضالاً فهدى (۷) ووجدك عائلا فاغنى (۸) فاما اليتيم فلا تقهر (۹) واما السائل فلا تنهر ((۱) واما بنعمة ربك فحدث (۱۱)

2) Arti Q.S. adh-Dhuha/93

a) Arti Perkata Q.S. adh-Dhuha/93

tabel……….

b) Arti Keseluruhan Q.S. adh-Dhuha/93

1. Demi waktu dhuha (ketika matahari naik sepenggalahan)

2. dan demi malam apabila telah sunyi (gelap)

3. Tuhanmu tiada meninggalkan kamu (Muhammad dan tiada (pula) benci” kepadamu.

4. Dan sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang (permulaan).

5. Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas.

6. Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungi ?

7. Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk

8. Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan.

9. Sebab itu, terhadap anak yatim janganlah kamu berlaku sewenang-wenang

10. Dan terhadap orang yang minta-minta, janganlah kamu menghardiknya.

11. Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu siarkan.

3) Hukum Tajwid

Mad Lin atau Mad Layyin merupakan satu dari 13 bagian dari hukum Mad Far’i. Lin berarti lembut/lunak. Kata kunci untuk memudah mengingat dan memahami Hukum Mad Lin yaitu huruf ya dan waw, dan ini hampir (bahkan) sama dengan huruf dari Hukum Mad thabi’i. Akan tetapi yang menjadikan beda yaitu tanda baris [harakat), dan hukum dari Mad Lin tak berlaku bagi huruf hijaiyah alif.

Hukum Mad Lin terjadi ketika ada huruf berharakat Fathah ketemu dengan huruf hijaiyah waw sukun mati (9) atau ya sukun mati (), dan ini berada di dalam satu kata [kalimat] dengan satu huruf sesudahnya.

Perhatikan contoh di bawah ini!

tabel……………

4) Makna Q.S. adh-Dhuha/93

a) Intisari Q.S. adh-Dhuha/93

Surat Adh-Dhuha diturunkan di Mekkah setelah Surat ol Fajr yang terdiri dari 11 ayat. Surat ini berisi tentang pribadi Rasulullah saw. Kegelisahan dan kesedihan yang dialami beliau sangat wajar, ditengah teror fisik dan psikis yang dilancarkan orang-orang kafir Quraisy kepada beliau dan sahabatnya untuk mencegah dan menghalangi berkembangnya dakwah. Bahkan Allah Swt. bersumpah demi untuk mengatakan bahwa Dia sama sekali tidak pernah meninggalkan nabi-Nya sendirian apalagi memarahinya, seperti yang dituduhkan oleh kaum musyrikın Mekkah Allah Swt. takkan pernah membiarkannya bersedih Allah Swt. menghibur beliau dengan mengingatkan janji-Nya yang pasti akan dipenuhi-Nya kelak. Menariknya, Allah Swt. juga mengingatkan bahwa beliau telah dikaruniai berbagai kenikmatan yang sangat berharga. Kefakiran, keadaan yatim, kesusahan dan kebingungan yang pernah dialaminya juga disebutkan sebagai karunia Allah. Allah Swt. melimpahkan karunia berupa kekayaan, kesuksesan, bahkan diangkat derajatnya di langit dan di bumi. Semua adalah karunia Allah Swt. yang layak untuk disyukuri. Maka Allah Swt. memberikan perintah untuk menyukurinya dengan menyayangi anak yatim dan orang-orang miskin yang membutuhkan bantuan.

Kata ad-Dhuha mempunyai arti demi waktu dhuha dan kata al-Laili artinya demi malam. Maknanya, manusia banyak melakukan aktivitas di waktu dhuha dan Sementara di waktu malam manusia banyak menghabiskan waktunya untuk beristirahat. Sedangan para mufassir yang mengatakan bahwa dhuha adalah sebuah kiasan dari terbitnya wahyu Allah, sementara malam adalah masa terhentinya wahyu. Hal ini juga berkaitan dengan penyebutan dua hal yang berlawanan, yang biasanya ia hendak menegaskan bahwa isi pembicaraannya meliputi segala sesuatu.

“Abu Hurairah, Rasulullah saw. Bersabda, “Barangsiapa melapaskan dari seorang muslim satu kesusahan dari sebagian kesusahan dunia, niscaya Allah akan melepaskan kesusahan dari sebagian kesusahan hari kiamat; dan barangsiapa memberi kelonggaran dari orang yang susah, niscaya Allah akan memberi kelonggaran baginya di dunia dan akhirat” H.R.Muslim

Pada ayat yang pertama dan kedua Allah Swt. bersumpah dengan dua hal yang berlawanan (demi Dhuha dan demi Malam). Hal ini menunjukkan bahwa sumpahnya Allah Swt. berlaku di setiap keadaan, semua ruang dan waktu. Baik siang maupun malam, baik saat manusia bekerja maupun saat manusia beristirahat, baik wahyu turun atau telah berakhir Allah tetap tidak akan melantarkan engkau, Muhammad.

Sedangkan pada ayat ketiga, Kaubahagia tahu akan mengejek meninggalkan terputusnya wahyu, dan mereka merasa bahagia, Rasulullah saw. dan mengira bahwa Allah Rasullullah, namun sebaliknya, Allah menjadikan Nabi Muhammad saw sebagi makhluk paling dicintai-Nya.

Adapun pada ayat yang keempat, terdapat dua makna Pertama, akhirat itu lebih baik daripada dunia. Kedua, apa yang akan terjadi atau yang akan datang itu lebih baik bagimu. Nah pada makna yang kedua ini lebih baik dan lebih mencakup. Di dalam ayat ini pun Allah Swt. ingin memberikan hiburan dan rasa optimis dalam diri Nabi, bahwa masa depan beliau dan umat Islam sudah dijamin oleh Allah akan lebih cerah dan gemilang.

Makna ayat yang kelima, Allah Swt. akan memberikan kamu karunia yang baik di dunia maupun di akhirat sampai kamu merasa puas. Jumhur ulama pun memaknai hal ini dengan karunia akhirat dalam bentuk magaman mahmudan sebagai puncaknya. Ridha (kepuasan) adalah puncak dari maqaman mahmudan tersebut. Sebanyak apapun kamu memperoleh kenikmatan yang diberikan oleh Allah Swt, jika tanpa ada rasa puas di dalam hati kamu makan akan selalu merasa kurang. Ridha sendiri adalah fondasi dari ketenangan. Lelah dengan ridha adalah rehat, hingga mati pun ia akan selalu tersenyum. Orang yang mempunyai sifat ridha di dalam dirinya, maka ia mempunyai sifat ahli surga. Sebagaimana yang dirasakan oleh seluruh penghuni surga yang merasa puas dengan tingkatan yang dimilikinya.

Ayat keenam, dijelaskan bahwa Nabi Muhammad saw sejak kecil beliau sudah ditinggal ayahnya, karena itu beliau disebut yatim. Peristiwa ini mempunyai hikmah yang bernilai tinggi yakni Allah-lah yang memelihari beliau sejak kecil.

Makna pada ayat ketujuh dan kedelapan, menjelaskan tentang sesat. Sesat disini maksudnya adalah sesat berupa fisik, yaitu beliau pernah tersesat di jalan lereng-lereng bukit Mekah atau tersesat dalam perjalanannya untuk berniaga ke negeri Syam. Bisa juga sesat non fisik, karena pada saat itu beliau pernah berada dalam kebingungan dan tidak tahu apa yang harus dilakukan, pada saat beliau menyaksikan kons bangsa Arab Jahiliyah terdahulu. Kemudian Allah Swt. pun memberikan beliau petunjuk dan bimbingan apa yang harus dilakukannya. Atau bisa juga sesat dalam arti ketiadaan ilmu pengetahuan, kemudian Allah Swt. pun memberinya ilham. Atau yang dimaksud sesat adalah kesesatan kaumnya, lalu Allah jadikan dirinya sebagai cahaya bagi kaumnya untuk membawa petunjuk menuju kebenaran.

Nabi Muhammad saw pernah juga mengalami kemiskinan, kemudian Allah bukakan sebab-sebab kekayaan. Baik itu melalui pintu niaga dengan berkongsi dengan Khadijah atau melalui pintu ghanimah peperangan. Namun, setiap kali Nabi mendapatkan kekayaan beliau selalu tidak dapat menahannya, beliau lebih suka membagikannya dan hidup sederhana.

Pada penjelasan ayat kesembilan dijelaskan bahwa janganlah kamu menzalimi dan menyia-yiakan anak yatim ataupun merampas hartanya. Karena hal itu tentu dapat membuat Allah Swt. marah dan menjadi mara bahaya bagi kamu.

Ayat kesepuluh, kata “sa’ail” bisa mempunyai arti peminta-minta atau orang yang bertanya tentang sebuah ilmu. Diceritakan bahwa, pada saat itu ada seorang yang bertanya kepada Nabi saw., dan Allah Swt. pun memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw., janganlah engkau mengusirnya, wahai Muhammad, betapapun pemintaannya. Artinya, jika ada yang bertanya tentang yang engkau miliki janganlah engkau sembunyikan. Berikanlah apa yang mereka butuhkan, jangan pula menghardik apalagi berkata kasar kepada mereka. Karena Islam sangat mengajarkan lemah lembut, sopan santun tidak menghardik, menghujat dan sebagainya.

Penjelasan dalam ayat yang terakhir yakni kesebelas , dijelaskan terdapat nikmat , yang dimaksud nikmat disini  adalah nikmat kenabian dan ajaran islam. Atau bisa juga diartikan sebagai nikmat kebaikan yang diterima seseorang baik itu urusan dunia maupun akhirat. Lalu pertannyaannya sekarang adalah apa yang harus dilakukan terhadap nikmat? Allah memerintahkan umatnya untuk menceritakan. Karena di dalam ayat ini ada kata “fahaddits” yang berarti pesan pengulangan. Artinya, semua nikmat yang Allah berikan, baik itu nikmat ilmu, nikmat agama maupun nikmat yang lain harus dapat disampai kepada orang lain secara berulang-ulang. Harus ada kesinambungan, “Jangan bosan jadi orang baik”.

b) Keterkaitan Q.S. ad-Dhuha/93 dalam kehidupan sehari-hari Kamu telah membaca dan memahami dengan baik tentang ayat ini. Saat ini banyak hal yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, di antaranya adalah:

(1) Allah Swt. selalu bersama hamba-Nya dan tidak akan meninggalkan hamba-Nya dalam keadaan apapun.

(2) Selalu mensyukuri atas segala nikmat yang diberikan Allah Swt.

(3) Dalam menjalani kehidupan ini senantiasa penuh keikhlasan

(4) Melakukan apapun dalam hidup ini senantiasa penuh ketelitian

(5) Senantiasa berbuat dan bersikap baik terhadap anak yatim, orang miskin dan orang yang membutuhkan

(6) Hiasilah kehidupan di dunia ini dengan perbuatan yang baik sebagai persiapan di akhirat yang abadi

(7) Teruslah berbuat baik dan jangan berhenti sebagai ladang amal tanpa batas.

 

Scroll to Top