Pendidikan Al-Qur’an Hadits Kelas 8
About Lesson

a. Rendah Hati Membuat Hidup Lebih Mulia

Para siswa yang baik dan budiman, saatnya kalian belajar materi tentang rendah hati. Tahukah kamu apa itu rendah hati? Secara bahasa, rendah hati yaitu menurunkan dan merendahkan. Secara istilah, rendah hati adalah sikap yang tidak memandang rendah orang lain. Amr Khalid mendefinisikan rendah hati atau tawadhu’ yakni ketundukkan pada kebenaran yang datang dari mana pun, kemudian bersikap saling adanya interaksi dengan lebih sayang dan kelembutan tanpa membedakan dengan lainnya. Ibnu Mubarak berkata, “pokok tawadhu’ yaitu dirimu merendahkan diri dihadapan orang yang lebih miskin darimu, sehingga kamu menjadikan dia tahu bahwa dengan duniamu tidaklah kamu memiliki keutamaan di atasnya, serta kamu meninggikan dirimu dihadapan orang yang lebih kaya darimu, sehingga kamu menjadikan dia tahu bahwa dengan dunianya tidaklah dia memiliki keutamaan yang lebih di atasmu”

Ada beberapa ciri-ciri orang yang memiliki sifat rendah hati. Pertama, berorientasi mendekatkan diri kepada Allah Swt. Kedua, memiliki perkataan dan perbuatan yang santun dan lemah lembut. Ketiga, menjauhkan dari sikap sombong, angkuh dan merendahkan orang lain.

Setelah kalian mengetahui tentang apa itu definisi rendah hati dan ciri-ciri orang yang memiliki sifat rendah hati. Pertanyaan selanjutnya, apakah kalian memiliki sifat rendah hati atau tawadhu’? Dalam kehidupan sehari-hari, sudah tentu kalian pernah bertemu dengan orang yang rendah hati. Baik itu di sekolah, di rumah, maupun di tempat lain. Orang yang memiliki sikap rendah hati bisa dirasakan dari cara dia berbicara, bersikap dan berpendirian. Ketika kita bisa menghiasi diri dengan perilaku mulia ini, tentu orang- orang di sekeliling kita akan merasa nyaman dan membuat hidup kita lebih mulia.

Tidaklah mengherankan bila orang yang rendah hati disukai oleh banyak orang dan memiliki banyak teman. Biasanya orang yang demikian akan lebih dekat dengan kesuksesan. Semoga kalian menjadi bagian dari orang yang rendah hati ini. Orang yang rendah hati tidak hanya disukai oleh manusia saja, tetapi juga sungguh sangat dicintai oleh Allah Swt. Betapa bahagianya hidup ini ketika kita dicintai oleh Allah dan disenangi oleh orang-orang di sekeliling kita. Hidup kita lebih mulia dihadapan sesama dan Allah Swt.

b. Ayat Al-Qur’an tentang Rendah Hati

Al-Qur’an dapat dipelajari dengan cara membiasakan membaca tartil, mempelajari artinya, dan memahami kandungannya. Ayat berikut ini berisi pesan-pesan mulia terkait dengan rendah hati.

1) Teks Q.S.al-Furqon/25:63

a) Teks Q.S. al-Furqan/25: 63 dengan Tanda Baca

الْجَاهِلُونَ قَالُوْا سَلَامًا وَعِبَادُ الرَّحْمَنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ

b) Teks Q.S. al-Furqan/25: 63 tanpa Tanda Baca

وعباد الرحمن الذين يمشون على الأرض هونا وإذا خاطبهم الجاهلون قالوا سلاما

2) Arti Q.S. al-Furqan/25:63

tabel……………..

b)

b) Arti Keseluruhan Q.S. al-Furqan/25: 63

“Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih itu adalah orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka (dengan kata-kata yang menghina), mereka mengucapkan “salam”.”

3) Hukum Tajwid

tabel………………..

b) Al” Syamsiyah Suatu lafadz mengandung hukum bacaan “A” )ال syamsiyah apabila terdapat “A”) bertemu dengan salah satu huruf hijaiyah yang berjumlah 14. Adapun cara membaca ال seperti ini diidghamkan/dileburkan/dimasukkan ke dalam huruf syamsiyah, sehingga sering disebut juga idgham syamsiyah. Huruf “A” )ال(syamsiyah sebagai berikut: 

ت ث د ذ ر ز س ش ص ض ط ظ ل ن

perhatikan contoh berikut: 

tabel………….

4) Makna Q.S. al-Furqan/25:63

a) Intisari Q.S. al-Furqan/25: 63

Q.S. al-Furqan/25: 63, Allah Swt, mengajarkan kepada kita agar memiliki sifat rendah hati. Sifat rendah hati ini harus diwujudkan dalam setiap perilaku kita, baik terhadap diri kita sendiri, terhadap Allah, maupun terhadap orang jahil yang menyapa kita (dengan kata-kata yang menghina). Seorang yang memiliki sifat rendah hati akan mendapatkan keridhaan Allah Swt baik di dunia maupun di akhirat.

Rendah hati disebut juga dengan tawadhu’. Secara bahasa, rendah hati yaitu menurunkan dan merendahkan. Secara istilah, rendah hati adalah sikap yang tidak memandang rendah orang lain. Ibnu Mubarak berkata: “pokok tawadhu’ yaitu dirimu merendahkan diri dihadapan orang yang lebih miskin darimu, sehingga kamu menjadikan dia tahu bahwa dengan duniamu tidaklah kamu memiliki keutamaan diatasnya, serta kamu meninggikan dirimu dihadapan orang yang lebih kaya darimu, sehingga kamu menjadikan dia tahu bahwa dengan dunianya tidaklah dia memiliki keutamaan yang lebih di atasmu. Artinya orang yang memiliki sifat rendah hati berkeyakinan bahwa semua kelebihan yang ada pada dirinya semata-mata merupakan karunia dari Allah Swt. Dengan keyakinan yang demikian, dia merasa bahwa tidak sepantasnya kalau kelebihan demik dimiliki itu dibangga-banggakan. Sebaiknya segala kelebihan yang dimiliki itu diterima sebagai sebuah nikmat yang harus disyukuri.

Ayat ini juga menegaskan bahwa sikap rendah hati dapat terlihat pada saat mereka berjalan. Maka dari itu akan

terlihat sifat dan sikap kesederhanaan, jauh dari keangkuhan, dan tampil dengan jati diri yang dimilikinya. Orang yang rendah hati ingin tidak suka meniru-niru gaya orang lain. Orang yang rendah hati selalu ingin menjadi dirinya sendiri sesuai dengan ajaran Allah Swt.

“Siapa yang tawadhu’ (bersikap rendah hati) kepada Allah satu derajat, niscaya Allah akan mengangkatnya satu derajat, don siapa yang bersikap sombong kepada Allah satu derajat, maka Allah akan merendahkan satu derajat hingga derajat yang paling hina.”

Lawan kata dari rendah hati adalah tinggi hati, sombong, angkuh, atau takabur. Pernahkah kamu melihat orang yang berjalan dengan penuh kesombongan dan besar kepala? Orang semacam itu tentunya tidak sedap dipandang mata. Jika kita melakukan hal itu, orang lain juga tidak senang dengan penampilan kita itu. Selain itu, Allah juga sangat melarang manusia berjalan dengan kesombongan.

Allah Swt. melarang keras manusia untuk memiliki sifat sombong. Hanya Allah sajalah yang berhak untuk sombong Semua makhluk termasuk manusia tidak boleh memiliki sifat sombong atau angkuh. Tahukah kamu bahwa Allah Swt. sangat murka kepada setan karena keangkuhannya? Karena waktu itu Allah Swt. perintahkan setan untuk menghormati dan menghargai Nabi Adam as. Namun, mereka dengan sombongnya menolak dan menyatakan bahwa mereka lebih baik dan lebih mulia derajatnya dibanding Nabi Adam as. Setan

merasa bahwa dirinya yang diciptakan dari api itu jauh lebih mulia, sedangkan Nabi Adam as. hanya diciptakan dari tanah Nabi Muhammad saw. berpesan agar kita senantiasa menghiasi diri kita dengan sifat rendah hati (tawadhu”). Sebagai pelajar, pesan Nabi Muhammad saw. ini dapat kalian terapkan mulai dari hal yang sederhana. Misalnya, ketika sedang mendapatkan pelajaran di kelas. Tentunya dalam menerima materi pelajaran ada yang cepat dan ada yang lambat. Apabila kamu termasuk orang yang dapat menerima materi dengan cepat, sebaiknya kita menjadi pelajar yang memiliki sifat rendah hati. Kamu tidak boleh bersikap sombong sedikit pun kepada mereka yang lambat menerima materi, seakan-akan kamu merasa lebih pandai dari mereka atau menganggap mereka orang bodoh.

b) Keterkaitan Q.S. al-Furqan/25: 63 dalam Kehidupan Sehari-hari

Kamu telah membaca dan memahami dengan baik tentang ayat ini. Saat ini banyak hal yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya adalah:

(1) Senantiasa menghiasi diri kita dengan sifat rendah hati atau tawadhu’ kepada siapa pun dan di mana pun kita berada. Karena sesungguhnya sifat rendah hati itu sangat mulia dan disukai Allah Swt.

(2) Berteman dengan siapa pun, baik itu kaya atau miskin, pintar atau bodoh. Karena dengan banyak teman kita tidak dianggap sebagai orang yang sombong.

(3) Senantiasa mendekatkan diri kepada Allah Swt sebagai wujud sifat rendah hati kita sebagai makhluk Allah Swt.

Scroll to Top