Selain dari Q.S. az-Zumar/39: 53 yang telah dipelajari di atas, terdapat pula hadits Nabi Muhammad saw. yang mengajarkan untuk selalu memiliki sikap optimis. Hadits tersebut adalah sebagai berikut:
a. Teks Hadits dengan Tanda Baca
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ اللهُ تَعَالَى: أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي وَأَنَا مَعَهُ إِذَاذكرني (روه البخرى)
b. Teks Hadits tanpa Tanda Baca
عن أبي هريرة رضي الله عنه قل : قال النبي صلى الله عليه وسلم يقول الله تعالى: أنا عند ظن عبدي بي وأنا معه إذا ذكرني (روه البخرى)
c. Arti Perkata Hadits
tabel…………….
d. Arti Keseluruhan Hadits tentang Optimis
“Dari Abu Hurairah ra. berkata, Rasulullah saw. bersabda: Allah berfirman “Aku tergantung persangkaan hambaku pada diriku, dan Aku bersamanya apabila ia mengingatku”. (HR. al- al-Bukhari)
e. Intisari Hadits tentang Optimis
Mengenai makna hadits di atas, Al-Qadhi ‘lyadh berkata, “sebagian ulama mengatakan bahwa maknanya adalah Allah Swt. akan memberikan ampunan jika hamba-Nya meminta ampunan. Allah Swt. akan menerima taubat jika hamba-Nya bertaubat. Allah Swt. akan mengabulkan doa jika hambanya berdoa. Allah Swt. akan memberikan kecukupan jika Nya meminta kecukupan.
Hadits ini menjelaskan bahwa Allah Swt selalu bersama hamba-Nya. Bukan berarti kekuasaan Allah Swt. terbatas pada apa yang diprasangkakan hamba- Nya, akan tetapi kekuasaan-Nya jauh melampaui apa yang ada. Prasangka yang dimaksud adalah rasa optimis yang timbul saat seorang muslim berdoa Allah Swt. sebagai seorang muslim tentunya seban kunci dari kemudahan dalam menggapai cita-cita.
Hadits ini juga merupakan motivasi bagi setiap muslim untuk selalu mengingat Allah Swt. dan selalu kebaikan, karena sesuai dengan hadits di atas, Allah Swt. tidak kkan membalas perbuatan baik hamba-Nya dengan balasan yang sama, akan tetapi Allah Swt. akan membalasnya dengan balasan yang lebih baik.
Namun, perlu diingat bahwa di akhir dari hadits tersebut Allah Swt. menegaskan akan selalu bersama dengan orang. orang yang selalu mengingat-Nya. Ia akan senantiasa mengabulkan doa, mewujudkan apa yang hamba-Nya cita- citakan bagi mereka yang selalu mengingatNya ketika dalam keadaan susah maupun senang, sendiri ataupun bersama orang banyak, berdiri ataupun terbaring.
Dari uraian di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa intisari dari hadits tentang sifat optimis adalah sebagai berikut.
1) Allah Swt. selalu bersama hambanya sehingga bergantung kepada bagaimana hamba-Nya tersebut berprasangka kepadaNya. Jika ia berprasangka baik terhadap Allah maka kebaikan akan selalu diberikan Nya, sebaliknya jika ia berprasangka buruk terhadap Allah Swt. maka apa yang ia prasangkakan juga akan terjadi.
2) Allah Swt. akan selalu ingat kepada hamba-Nya yang ingat kepadaNya baik dalam keadaan susah maupun senang. Maka jika hamba-Nya tersebut sedang dalam kesusahan Allah pasti akan memberikan pertolongan-Nya.
f. Keterkaitan Isi Hadits dengan Kehidupan Sehari-hari
Dikisahkan seorang ulama dan juga seorang dai bernama Syekh Malik. la telah banyak mengislamkan orang. la selalu berusaha mengenalkan agama Allah kepada orang-orang. Tapi pada suatu hari, ia terkena penyakit kulit yang mana semakin lama penyakitnya semakin membesar dan mengganggu. la telah mencoba pergi berobat ke berbagai dokter akan tetapi ia tak mendapatkan kesembuhan. Karena syekh Malik adalah orang yang paham tentang agama maka ia selalu berprasangka baik kepada Allah Swt, bahwa dalam penyakitnya itu pasti ada kebaikan.
Hingga pada suatu ketika, salah satu murid beliau membawa berita dari warga masyarakat bahwa ada seorang petapa yang mempunyai kelebihan dalam menyembuhkan berbagai penyakit. Akan tetapi orang itu tidak mengenal agama. Hingga masyarakat pun menduga bahwa Syekh Malik tidak mungkin akan pergi ke petapa tersebut.
Akan tetapi pikiran syekh Malik berbeda dengan kebanyakan warga masyarakat. la memutuskan untuk pergi ke petapa tersebut dengan tujuan ini mengenalkan agama Allah Swt. dan ingin tahu kelebihan apa yang dimiliki petapa tersebut sehingga ia dapat menyembuhkan berbagai penyakit.
Syekh Malik pun mendatangi petapa tersebut. Rupanya petapa itu tinggal di dalam hutan yang jauh dari hiruk-pikuk perkotaan. Mulailah Syekh Malik membicarakan penyakitnya dan petapa itupun memberikan ramuan-ramuan alami. Karena telah mendapatkan pengobatan maka ia pun mencari tahu tentang petapa ini dengan tujuan untuk mengajaknya kepada agama Allah Swt.
3. Hadits tentang sikap optimis
Selain dari Q.S. az-Zumar/39: 53 yang telah dipelajari di atas, terdapat pula hadits Nabi Muhammad saw. yang mengajarkan untuk selalu memiliki sikap optimis. Hadits tersebut adalah sebagai berikut:
a. Teks Hadits dengan Tanda Baca
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ اللهُ تَعَالَى: أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي وَأَنَا مَعَهُ إِذَاذكرني (روه البخرى)
b. Teks Hadits tanpa Tanda Baca
عن أبي هريرة رضي الله عنه قل : قال النبي صلى الله عليه وسلم يقول الله تعالى: أنا عند ظن عبدي بي وأنا معه إذا ذكرني (روه البخرى)
c. Arti Perkata Hadits
tabel…………….
d. Arti Keseluruhan Hadits tentang Optimis
“Dari Abu Hurairah ra. berkata, Rasulullah saw. bersabda: Allah berfirman “Aku tergantung persangkaan hambaku pada diriku, dan Aku bersamanya apabila ia mengingatku”. (HR. al- al-Bukhari)
e. Intisari Hadits tentang Optimis
Mengenai makna hadits di atas, Al-Qadhi ‘lyadh berkata, “sebagian ulama mengatakan bahwa maknanya adalah Allah Swt. akan memberikan ampunan jika hamba-Nya meminta ampunan. Allah Swt. akan menerima taubat jika hamba-Nya bertaubat. Allah Swt. akan mengabulkan doa jika hambanya berdoa. Allah Swt. akan memberikan kecukupan jika Nya meminta kecukupan.
Hadits ini menjelaskan bahwa Allah Swt selalu bersama hamba-Nya. Bukan berarti kekuasaan Allah Swt. terbatas pada apa yang diprasangkakan hamba- Nya, akan tetapi kekuasaan-Nya jauh melampaui apa yang ada. Prasangka yang dimaksud adalah rasa optimis yang timbul saat seorang muslim berdoa Allah Swt. sebagai seorang muslim tentunya seban kunci dari kemudahan dalam menggapai cita-cita.
Hadits ini juga merupakan motivasi bagi setiap muslim untuk selalu mengingat Allah Swt. dan selalu kebaikan, karena sesuai dengan hadits di atas, Allah Swt. tidak kkan membalas perbuatan baik hamba-Nya dengan balasan yang sama, akan tetapi Allah Swt. akan membalasnya dengan balasan yang lebih baik.
Namun, perlu diingat bahwa di akhir dari hadits tersebut Allah Swt. menegaskan akan selalu bersama dengan orang. orang yang selalu mengingat-Nya. Ia akan senantiasa mengabulkan doa, mewujudkan apa yang hamba-Nya cita- citakan bagi mereka yang selalu mengingatNya ketika dalam keadaan susah maupun senang, sendiri ataupun bersama orang banyak, berdiri ataupun terbaring.
Dari uraian di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa intisari dari hadits tentang sifat optimis adalah sebagai berikut.
1) Allah Swt. selalu bersama hambanya sehingga bergantung kepada bagaimana hamba-Nya tersebut berprasangka kepadaNya. Jika ia berprasangka baik terhadap Allah maka kebaikan akan selalu diberikan Nya, sebaliknya jika ia berprasangka buruk terhadap Allah Swt. maka apa yang ia prasangkakan juga akan terjadi.
2) Allah Swt. akan selalu ingat kepada hamba-Nya yang ingat kepadaNya baik dalam keadaan susah maupun senang. Maka jika hamba-Nya tersebut sedang dalam kesusahan Allah pasti akan memberikan pertolongan-Nya.
f. Keterkaitan Isi Hadits dengan Kehidupan Sehari-hari
Dikisahkan seorang ulama dan juga seorang dai bernama Syekh Malik. la telah banyak mengislamkan orang. la selalu berusaha mengenalkan agama Allah kepada orang-orang. Tapi pada suatu hari, ia terkena penyakit kulit yang mana semakin lama penyakitnya semakin membesar dan mengganggu. la telah mencoba pergi berobat ke berbagai dokter akan tetapi ia tak mendapatkan kesembuhan. Karena syekh Malik adalah orang yang paham tentang agama maka ia selalu berprasangka baik kepada Allah Swt, bahwa dalam penyakitnya itu pasti ada kebaikan.
Hingga pada suatu ketika, salah satu murid beliau membawa berita dari warga masyarakat bahwa ada seorang petapa yang mempunyai kelebihan dalam menyembuhkan berbagai penyakit. Akan tetapi orang itu tidak mengenal agama. Hingga masyarakat pun menduga bahwa Syekh Malik tidak mungkin akan pergi ke petapa tersebut.
Akan tetapi pikiran syekh Malik berbeda dengan kebanyakan warga masyarakat. la memutuskan untuk pergi ke petapa tersebut dengan tujuan ini mengenalkan agama Allah Swt. dan ingin tahu kelebihan apa yang dimiliki petapa tersebut sehingga ia dapat menyembuhkan berbagai penyakit.
Syekh Malik pun mendatangi petapa tersebut. Rupanya petapa itu tinggal di dalam hutan yang jauh dari hiruk-pikuk perkotaan. Mulailah Syekh Malik membicarakan penyakitnya dan petapa itupun memberikan ramuan-ramuan alami. Karena telah mendapatkan pengobatan maka ia pun mencari tahu tentang petapa ini dengan tujuan untuk mengajaknya kepada agama Allah Swt.
[16.35, 27/7/2024] Sella Satunya: “Apa yang Anda lakukan di tempat sesunyi ini? Kenapa Anda tidak tinggal di kota saja? Tanya Syekh Malik.
“saya sangat senang disini. Suasananya tenang sehingga jiwa ini juga tenang” jawab si petapa. “saya tak ingin merusak hati ini dengan noda-noda kehidupan” lanjutnya.
“Tapi bukankah Anda dapat menjadi kaya kalau Anda tinggal di perkotaan. Anda dapat menjadi tabib”. Ujar Syekh Malik.
“Tapi saya tak inginkan itu, saya hanya ingin ketenangan jawabnya.
Setelah bercakap-cakap Syekh Malik tersebut pulang dengan membawa resep yang diberikan tersebut. Setelah meminumnya, beberapa hari kemudian penyakit Syekh tersebut sembuh. la pun bersyukur kepada Allah, karena rasa penasarannya yang masih menyelimutinya maka ia memutuskan untuk kembali menemui petapa tadi berharap ia dapat mengajaknya untuk masuk Islam.
Sesampainya di tempat petapa tersebut, ia mengucapkan terimakasih karena penyakitnya telah sembuh. Dan ia pun ingin tahu amalan apa yang petapa itu lakukan hingga ia diberikan keahlian oleh Allah Swt. dalam mengobati penyakit. Setelah terlibat percakapan panjang lebar, ia pun mendapatkan jawaban bahwa segala sesuatu yang ditolak oleh hati, si petapa tersebut malah melakukannya. Mendengar hal tersebut tanpa basa basi Syekh Malikpun menawarkan petapa tersebut untuk masuk Islam.
“Mau kah Anda menjadi muslim?” Tanya Syekh Malik tanpa basa basi. “muslim?
“saya tanya hati saya dulu?” jawab petapa tadi. Setelah menunggu beberapa saat, petapapun mengatakan “saya bersedia menjadi muslim”.
“Benarkah tuan?” tegas Syekh Malik. “Benar, karena hati saya menolak maka saya memutuskan untuk menjadi muslim”. Jelas petapa tadi. Di saat itulah petapa tadi dituntun untuk melafalkan syahadat.
Syekh Malik pun bergumam dalam hati “Alhamdulillah. Rupanya inilah keinginan Allah Swt., sehingga penyakitku tidak sembuh-sembuh hingga aku dipertemukan dengan orang ini
[16.35, 27/7/2024] Sella Satunya: untuk menjadi jalan hidayah baginya untuk masuk Islam.”
Dari kisah tersebut tersirat sebuah pesan yang senada dengan isi dari hadits di atas bahwa Allah selalu memberikan hal yang terbaik bagi hambanya yang selalu memiliki prasangka baik atas takdir-Nya.
Oleh karena itu, sebagai pelajar Muhammadiyah yang berkemajuan dan berakhlak mulia maka sudah selayaknya ia selalu memiliki prasangka yang baik kepada Allah Swt.
Dapat diambil kesimpulan bahwa hadits ini mempunyai keterkaitan yang erat dengan kehidupan sehari-hari antara lain sebagai berikut.
1) Prasangka yang baik kepada Allah Swt. terhadap setiap takdir-Nya akan menyampaikan kepada sebuah harapan atau cita-cita dengan lebih cepat dengan jalan yang tidak diduga.
2) Senantiasa mengingat Allah Swt. (dzikrullah) kapan pun dan dimana pun serta senantiasa bersyukur atas segala nikmatNya merupakan salah satu kunci mudahnya menggapi cita-cita yang telah diharapkan.