Pendidikan Al-Qur’an Hadits Kelas 9
About Lesson

Perintah untuk senantiasa bertawakal kepada Allah Swt. juga bisa ditemukan dalam hadits-hadits Rasulullah saw. Salah satu hadits yang mewasiatkan tentang keharusan seorang muslim untuk bertawakal kepada Allah Swt. adalah sebagai berikut.

a. Teks Hadits dengan Tanda Baca

عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ لَوْ أَنَّكُمْ تَتَوَكَّلُوْنَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكَّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ ، تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوْحُ بِطَانًا (رواه الترمذي)

b. Teks Hadits tanpa Tanda Baca

عن عمر رضي الله عنه قال : سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول لو أنكم تتوكلون على الله حق توكله لرزقكم كما يرزق الطير تغدو خماصا وتروح بطانا ( رواه الترمذي)

c. Arti Perkata Hadits tentang Tawakal

tabel…..

d. Arti Keseluruhan Hadits

“Dari Umar ra, aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, ‘sekiranya kalian bertawakal kepada Allah dengan tawakal yang sebenar-benarnya, pastilah Allah akan memberikan rizki kepada kalian sebagaimana Allah memberi rizki pada seekor burung. Pergi pagi hari dalam keadaan perut kosong, dan pulang sore hari dalam keadaan perut kenyang”. (HR. at-Tirmidzi)

e. Intisari Hadits

Dalam hadits ini Rasulullah saw. mengisyaratkan bahwa tawakal yang sebenarnya bukan berarti bermalas-malasan dan enggan melakukan usaha, bahkan tawakal yang benar harus diiringi melakukan (berbagai) macam usaha yang baik untuk mendapatkan rezeki.

Imam Ahmad mengomentari hadits ini, beliau berkata: “Hadits ini tidak menunjukkan larangan melakukan usaha, bahkan sebaliknya menunjukkan kewajiban mencari rezeki (yang halal), karena makna hadits ini adalah: kalau manusia bertawakal kepada Allah Swt ketika mereka pergi (untuk mencari rezeki), ketika kembali, dan ketika mereka mengerjakan semua aktifitas mereka, dengan mereka meyakini bahwa semua kebaikan ada di tangan-Nya, maka pasti mereka akan kembali dalam keadaan selamat dan mendapatkan limpahan rezeki (dari-Nya), sebagaimana keadaan burung”.

Dari uraian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa isi dari hadits Rasulullah saw. tersebut merupakan sebuah isyarat agar setelah bekerja keras, belajar dengan tekun maka kewajiban selanjutnya adalah bertawakal kepada Allah Swt dengan sebenar-benarnya tawakal. Jika seorang hamba telah bertawakal dengan benar yakni menyerahkan segala urusan yang telah diusahakannya dan siap menerima hasil keputusan Allah Swt. maka rezekipun telah dijamin layaknya burung yang tidak akan kelaparan selama mau berusaha.

f. Keterkaitan Isi Hadits dengan Kehidupan Sehari-hari Dikisahkan pada zaman Nabi Sulaiman as. ada seekor

semut yang tawakal. Pada suatu hari semut ini pun diberi rezeki oleh Allah Swt. melalui tangan Nabi Sulaiman as. yang saat itu diberikan izin oleh Allah Swt. untuk menjamin rezeki sebagian dari makhluk-Nya, salah satunya adalah semut tersebut. “Wahai semut, seberapa banyak

rezekimu selama satu tahun?”. Tanya nabi Sulaiman as.

“Sebutir gandum”, Jawab semut tersebut.

Kemudian Nabi Sulaiman as. memasukkan semut tersebut ke dalam botol dengan sebutir biji gandum. Setelah itu Nabi Sulaiman as. pun menutup botol tersebut. Setelah masa satu tahun itu selesai Nabi Sulaiman as. membuka kembali botol tersebut la mendapati semut tersebut hariya memakan separuh biji gandurn yang telah disediakan Nabi Sulaiman as. ganduan semut kenapa kau hanya memakan separuh b gandum?” tanya Nabi Sulaiman as, penasaran.

Kemudian semut itu menjawab, Ksesungguhnya ketika tawakalku itu semata karena Allah Swt. maka aku pun memakan satu biji gandum penuh selama setahun sebab aku yakin Allah Swt. tidak akan melupakanku. Akaa tetapi kerena tawakalku kepada dirimu di dalam botol ini, aku hanya memakan separuh biji gandum. Aku khawatir jika dirimu melupakanku di tahun ini wahai Nabi Sulaiman as., maka separuh gandum ini akan ku makan di tahun selanjutnya.”

Dari hikayat tersebut dapat diambil pelajaran bahwa seekor semut pun mengetahui cara bertawakal yang benar. Dimana ketika ia benar-benar bertawakal kepada Allah Swt. maka ia tak akan khawatir Allah Swt. akan melupakan dirinya.

Begitu juga dengan hadits ini, Allah Swt. melalui Rasul-Nya menegaskan bahwa bagi siapapun yang bertawakal dengan sebenar-benarnya tawakal maka Allah Swt. tidak akan pernah melupakannya salah satunya adalah dengan menjamin rezeki layaknya seekor burung yang pergi dengan perut lapar pulang dengan perut kenyang.

Dapat disimpulkan bahwa hadits ini memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan kehidupan sehari-hari. Terutama dalam hal meraih cita-cita ketika berbagai usaha dan strategi yang maksimal kemudian menyerahkan sepenuhnya kepada Allah Swt. maka tidak akan ada kekhawatiran dalam diri akan gagalnya sebuah cita-cita.

Adapun sikap-sikap yang selayaknya selalu diaplikasikan dalam rangka mewujudkan cita-cita tersebut adalah sebagai berikut.

1) Belajar dengan terencana dan semaksimal mungkin dengan tidak lupa selalu berdo’a kepada Allah Swt.

2) Selalu memaksimalkan kemampuan dalam mengerjakan tugas-tugas dengan selalu berharapan baik kepada Allah

3) Memiliki rasa optimisme yang tinggi dalam segala aktivitas dan tak lupa menyerahkan hasil belajarnya kepada Allah Swt.

4) Terus berusaha semaksimal mungkin, ketika ia menghadapi kesulitan dalam belajar.

Scroll to Top