Pada sub bab sebelumnya, telah dipelajari tentang pentingnya sikap optimis dan ikhtiar dalam upaya mewujudkan cita-cita. Hal yang tidak kalah penting dari kedua sikap tersebut ialah sikap bertawakal kepada Allah Swt. Seberapa pentingnya sikap tawakal ini terhadap upaya manusia dalam mewujudkan cita-cita? Mari kita pelajari bersama tentang sikap tawakal melalui Q.S. Ali Imran/3: 159. Q.S. Ali Imran juga termasuk ke dalam golongan surah madaniyah dengan terdiri dari 200 ayat. Tidak semua ayat dalam Al- Qur’an memiliki asbabun nuzul. Begitu juga dengan Q.S. Ali Imran/3: 159. Tidak ada riyawat yang secara khusus membicarakan tentang sebab turunnya ayat tersebut. Tidak adanya asbabun nuzul, bukan berarti menurunkan pentingnya mempelajari ayat ini. karena isi kandungan dari ayat ini memiliki peranan yang cukup vital dalam upaya mewujudkan cita-cita.
Sebelum membahas makna yang dari Q.S. Ali Imran/3: 159, terlebih dahulu bacalah kutipan Q.S. Ali Imran/3: 159 berikut ini dengan tartil.
a. Teks dengan Tanda Baca Q.S Ali Imran/3: 159
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكَّلِينَ
b. Teks tanpa Tanda Baca Q.S. Ali Imran/3: 159
فبما رحمة من الله لنت لهم ولو كنت فظا غليظ القلب لا نفضوا من حولك فاعف عنهم واستغفر لهم وشاورهم في الأمر فإذا عزمت فتوكل على الله إن الله يحب المتوكلين
c. Arti Perkata Q.S Ali Imran/3: 159
tabel…..
d. Arti Keseluruhan Q.S. Ali Imran/3: 159
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma’afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.”
e. Intisari Q.S. Ali Imran/3: 159
Menurut Hasan Al Basri, ayat tersebut merupakan pernyataan dari Allah Swt tentang akhlak Nabi Muhammad saw yang lemah lembut. Dengan akhlaknya tersebut Allah Swt. mengutus beliau menjadi seorang Rasul. Hal itu terlihat dari akhlak beliau yang sejak kecil tidak pernah berkata kasar kepada siapapun, tidak keras hati, tidak suka berteriak-teriak meski di pasar, tidak pernah membalas kejahatan orang lain melainkan beliau selalu memaafkannya. Sifat-sifat mulia beliau tersebut merupakan rahmat dari Allah Swt. sehingga para sahabat tidak pernah meninggalkan atau mengkhianati Rasulullah saw. melainkan mereka semakin mencintai Rasulullah saw. karena kemuliaan akhlaknya.
Para sahabat Rasulullah saw. bukannya tanpa kesalahan akan tetapi sama seperti manusia pada umumnya, mereka juga sering melakukan kesalah karena ketidaktahuan mereka, namun mereka cepat- cepat bertaubat. Sehingga dalam ayat ini pula Allah Swt. memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw. agar senantiasa memaafkan mereka dan memohonkan ampun terhadap kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh para sahabat.
Meskipun para sahabat tidak luput dari kesalahan, Allah Swt. tetap memerintahkan Nabi Muhammad saw. agar selalu mengajak para sahabat bermusyawarah ketika akan melakukan suatu hal. Sehingga sikap beliau ini membuat para sahabat semakin bersemangat melakukan apa yang diperintahkan oleh Rasulullah saw.
Kemudian pada bagian berikutnya Allah Swt. juga menekankan kepada beliau jika telah membulatkan tekad atau telah menyepakati suatu hasil musyawarah dengan para sabahat diperintahkan bertawakal kepada Allah Swt. Dengan kata lain menyerahkan semua hasil dari pelaksanaan keputusan yang telah disepakati bersama dalam musyawarah tersebut kepada Allah Swt. Karena sebaik-baik perencanaan tetap lebih baik perencanaan yang telah dibuat oleh Allah Swt. Bagi orang yang sungguh-sungguh bertawakal kepada Allah Swt. maka Dia pun menyukai hambanya tersebut. Telah diketahui bersama jika seseorang telah cinta pada orang lain sebagai contoh cinta orang tua kepada anaknya maka apa pun yang anaknya minta pasti akan akan berusaha memenuhinya. Begitu juga dengan Allah Swt., ketika Dia telah mencintai hamba-Nya yang sungguh-sungguh bertawakal maka Allah Swt. tidak segan- segan untuk memberikan apa yang hamba-Nya butuhkan Dari uraian di atas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa isi dari Q.S. Ali Imran/3: 159 adalah:
1) Manusia diperintahkan untuk mencontoh akhlak Rasulullah saw. yakni sikap lemah lembut dan tidak keras hati. Sehingga ia akan dicintai oleh orang-orang di sekelilingnya.
2) Senantiasa mengedepankan budaya bermusyawarah setiap akan melakukan sesuatu yang akan dikerjakan bersama.
3) Peringatan untuk tidak lupa bertawakal kepada Allah Swt. dalam segala hal yang telah direncanakan.
4) Bagi orang yang sungguh-sungguh bertawakal, pasti akan dicintai oleh Allah Swt.
f. Keterkaitan antara Q.S. Ali Imran/3: 159 dengan Kehidupan Sehari-hari
Menyerahkan segala urusan yang telah kita usahakan secara maksimal memang menjadi keharusan seorang hamba kepada Tuhannya. Itulah yang diajarkan Allah Swt. melalui ajaran yang disampaikan oleh Rasul-Nya.
Al-Qur’an dengan perintah bertawakal bukan berarti menganjurkan seseorang agar tidak berusaha atau mengabaikan hukum sebab akibat. Allah Swt. hanya menginginkan agar hamba-Nya hidup dalam realita yang menunjukkan bahwa tanpa usaha, tidak mungkin seseorang dapat menggapai apa yang diharapkan dan tidak ada gunanya.
berlarut-larut dalam kesedihan ketika realita tidak sesuai dengan harapan. Hal ini memberikan pengajaran kepada setiap muslim untuk selalu menerima dengan lapang dada atas hasil usahanya dan juga mengajarkan agar selalu memiliki rencana cadangan jika rencana yang pertama hasilnya tidak sesuai dengan harapan.
Begitulah konsep tawakal yang harus dipahami serta ditanamkan dalam diri oleh setiap pelajar Muhammadiyah dalam mempelajari Q.S. Ali Imran/3: 159 ini. la harus senantiasa menerima dengan lapang dada apa yang telah ditakdirkan oleh Allah Swt. dan selalu punya rencana cadangan untuk tetap berusaha menggapai cita-citanya.
Secara ringkas dapat disimpulkan bahwa keterkaitan isi dari Q.S. Ali Imran/3: 159 dengan kehidupan sehari-hari adalah:
1) Setiap usaha dalam menggapai cita-cita pasti ada kemungkinan mengalami kegagalan akan tetapi hal tersebut bukanlah akhir dari segalanya.
2) Orang yang bertawakal kepada Allah Swt. akan selalu siap menghadapi hal terburuk yang mungkin didapat dengan menyiapkan rencana-rencana cadangan dalam upayanya meraih cita-cita.