Pendidikan Al-Qur’an Hadits Kelas 9
About Lesson

Tasamuh berasal dari bahasa Arab, yang berarti murah hati. Dan dalam pengertian yang dipakai tasamuh adalah sikap tenggang rasa/toleransi terhadap sesama dalam masyarakat dimana kalian berada. Sikap tasamuh atau tenggang rasa dalam istilah umum adalah sikap menghargai antara sesama manusia dalam batas-batas yang telah ditentukan oleh Islam. Tasamuh juga bisa berarti menghargai sikap maupun keyakinan orang-orang di luar Islam. Toleransi dalam Islam mencakup dua hal yaitu toleransi antar sesama muslim dan toleransi kepada non muslim. Toleransi antar sesama muslim berarti menghargai dan menghormati perbedaan pendapat yang ada dalam ajaran agama Islam.

Ada dua macam tasamuh, yaitu:

a. Tasamuh antar sesama muslim, yaitu sikap dan perilaku tolong-menolong, saling menghormati, saling menghargai, saling menyayangi, dan saling menasehati. Misalnya, perbedaan pendapat mengenai jumlah rakaat Shalat Tarawih. Sebagian umat Islam melaksanakan Shalat Tarawih delapan rakaat ditambah tiga rakaat Shalat Witir, sebagian yang lain melaksanakan dua puluh rakaat ditambah tiga rakaat Shalat Witir. Kedua pendapat ini harus dihargai dan dihormati karena mereka memiliki dasar masing-masing. Namun, kita tidak boleh toleransi dalam masalah ushul (pokok) dalam Islam, misalnya kitab suci Al-Qur’an, kiblat, dan Nabi. Ada orang mengaku Islam tetapi kiblat shalatnya bukan di Ka’bah, kitab sucinya bukan Al-Qur’an, Nabinya bukan Muhammad saw. Maka kita harus menolak keras pendapat seperti ini, namun tidak boleh berbuat anarkis atau menghakimi sendiri dengan tindakan kekerasan

b. Tasamuh terhadap non muslim, yaitu sikap menghargai hak- hak orang lain dan anggota masyarakat dalam satu negara. Adapun yang dimaksud toleransi kepada non muslim yaitu menghargai dan menghormati pemeluk agama lain untuk beribadah sesuai agama dan keyakinannya masing-masing. Rasulullah saw. telah mencontohkan toleransi antar umat beragama, baik ketika beliau di Mekah maupun di Madinah. Toleransi merupakan salah satu akhlak mulia (akhlakul karimah) yang harus dimiliki setiap muslim. Dengan menjunjung tinggi sikap menghargai perbedaan ini maka kehidupan masyarakat akan damai dan sejahtera. Oleh karena itu kalian harus menerapkan toleransi dalam kehidupan sehari-hari baik lingkungan sekolah, rumah, Tolong menolong itu indah maupun masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari toleransi dapat diwujudkan dengan sikap-sikap sebagai berikut: 
1) Bergaul dengan semua teman tanpa membedakan agamanya.

2) Menghargai dan menghormati perayaan hari besar keagamaan umat lain tanpa harus mengucapkan selamat kepada mereka. menghina dan menjelek-jelekkan ajaran agama lain.

3) Tidak menghina  dan menjelek-jelekan ajaran agama lain

4) Memberikan kesempatan kepada teman non muslim untuk berdoa sesuai agamanya masing-masing.

5) Memberikan kesempatan untuk melaksanakan ibadah bagi non muslim.

6) Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.

7) Menolong tetangga beda agama yang sedang kesusahan.

Lebih dari itu sikap toleransi kepada sesama muslim harus lebih diperkokoh. Hal ini pernah dicontohkan Rasulullah saw. dan umat Islam ketika berada di Madinah. Hubungan persaudaraan antara Muhajirin (kaum muslimin dari Mekah) dan Anshor (kaum muslimin Madinah) terjalin sangat erat. Kehidupan kedua golongan itu setiap hari diliputi oleh suasana saling pengertian, saling membantu dan saling bekerja sama. Apabila seorang dari Anshor memiliki rumah, maka rumah itu digunakan bersama dengan Muhajirin. Jika Muhajirin memiliki makanan dan minuman, maka makanan dan minuman itu dibagi dengan Anshor. Dengan persaudaraan dan toleransi yang tinggi seperti ini maka umat Islam waktu itu mempunyai ikatan yang kokoh. Rasulullah saw. mengibaratkan umat Islam sebagai satu tubuh. Jika ada bagian tubuh yang sakit maka anggota tubuh lain juga ikut merasakan sakit. Demikian pula dengan umat Islam, jika ada salah seorang anggota masyarakat muslim mengalami kesulitan maka warga yang lain hendaklah membantunya.

Kepada umat agama lain, Islam juga mengajarkan untuk toleransi. Dalam Islam tidak ada ajaran supaya membenci atau memusuhi umat agama lain. Islam mengajarkan umatnya untuk hidup berdampingan dalam suasana damai, rukun, dan saling menghormati. Rasulullah Muhammad saw. dan umat Islam sudah mencontohkan toleransi antar umat beragama pada waktu berada di Madinah. Umat Islam, Nasrani, dan Yahudi diberi kebebasan dan dijamin hak-haknya untuk melaksanakan ibadahnya masing-masing. Namun perlu diingat bahwa toleransi kepada golongan non muslim hanya terbatas pada masalah-masalah duniawi, seperti kerjasama dalam bidang ekonomi, sosial budaya, politik dan masalah-masalah lain yang berkaitan dengan keduniaan. Adapun yang berkaitan dengan masalah aqidah dan ibadah harus sesuai dengan agamanya masing-masing Ajaran Islam tentang toleransi beragama atau antar umat beragama ini meliputi tiga ketentuan, yakni: 

1) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama manusia. Sebagai pelajar Muhammadiyah kalian diharuskan untuk Selalu menghormati dan menghargai sesama. Tidak boleh saling menghardik walaupun berbeda suku, bangsa dan agama. Kalian harus mengetahui dalam kehidupan berbangsa dan bernegara pasti akan ada perbedaan, tetapi kalian juga harus memahami bahwa toleransi itu mengakui persamaan derajat, hak dan kewajiban.

2) Mengembangkan sikap tenggang rasa. Sebagai makhluk sosial dalam toleransi harus mampu mengembangkan sikap tenggang rasa dengan sesama manusia. Tidak diperbolehkan saling berburuk sangka, saling menjelekkan satu sama lain.

3) Tidak boleh mencela dan memaki segala sesuatu yang menjadi sembahan kepercayaan orang lain. Sebagai pelajar Muhammadiyah dan sebagai makhluk sosial yang hidup di tengah masyarakat, kalian juga tidak dibenarkan berbuat semena-mena terhadap orang lain yang berbeda keyakinan, kalian tidak boleh mencela dan memaki segala sesuatu yang menjadi sesembahan kepercayaan orang lain.

 

Scroll to Top